DEAR DIARY
dibuat oleh : Virna Aleyna Derani
“pokonya Sheerin ingin diary baru! TITIK!” bentak Sheerin sambil
melemparku ke kursi. Lumayan sakit juga.
Tapi,inilah nasibku sebagai diary.. Sheerin , ya dia membeliku dua tahun yang
lalu saat ia pergi ke toko buku. Mungkin karena sampul badanku yang bergambar
teddy bear, ia menjadi tertarik untuk membeliku. Tiap hari ia menuliskan kisah
hari-harinya padaku, ada yang menggemaskan,sedih,gembira dan lucu yang
membuatku tertawa. Kemarin, saat istirahat di sekolah, teman-teman Sheerin
membacaku diam-diam tanpa sepengetahuan nya. Mereka tertawa terbahak-bahak
melihat isi diriku. Sungguh,pada saat itu aku menangis melihatnya. Rasanya aku
ingin menjerit, tapi ku tak bisa.Apa dayanya.. Aku hanyalah seorang diary yang
tak berguna.
“sayang,kamu tahu kan harga diary sekarang itu ? ibu belum punya uang…
nanti saja kalau ada uang lebih baru kita beli ya? “ bujuk Ibu sambil
mengambilku dari kursi dan menyimpanku di meja. “pokoknya Sheerin ingin diary
yang ada gemboknya ! TITIK !” bentak Sheerin. Lalu ia pergi ke kamarnya dan
menutup pintu sekerasnya.
Lalu ibu membawa ku menuju kamar
Sheerin. Saat di depan pintu kamarnya “kalau begitu,besok kita beli ya sayang”
kata ibu lembut. Lalu Sheerin membuka pintunya. “serius bu ? yang bener ?! “
Tanya nya serius. “iya sayang..” kata ibu meyakinkan. ”asyik!!!” katanya sambil
memeluk ibunya.
Ya , mungkin besok aku bukan menjadi “sheerin’s Diary” lagi. Besok akan
ada diary yang lebih bagus dariku yang berkunci agar teman-temannya tidak dapat
membacanya lagi. Aku tak kan lagi jadi kesayangannya.Aku akan ada ditempat
sampah kesepian tanpa seseorang yang menulisi diriku.
Besoknya, Sheerin dan ibu nya benar-benar
pergi untuk membeli diary baru. Kebetulan itu hari minggu, jadi mereka pergi
pagi-pagi. Saat sampai disana,kebetulan ternyata diary itu tidak ada dan sedang
kosong. Akhirnya Sheerin dan ibunya pulang dengan tangan kosong. Saat malam
hari, tiba-tiba ia mengambil diriku dari atas meja dan mengambil pulpennya. Ia
membuka ku dan menaruh coretan di diriku.
“ dear diary, hari ini aku senanggg sekali karena aku akan dibelikan
diary baru yang ada kuncinya oleh ibu agar tidak ada yang melihatnya lagi. Eh,
saat sampai di sana buku nya tidak ada. Semoga besok ada bukunya karena aku
tidak sabar untuk menulis uneg-unegku di buku baru. Oh iya, mungkin ini adalah
catatan terakhirku di buku ini karena besok , insya Allah aku akan menulis di
buku baru. Aku senang sekali menulis di buku ini. Buku ini adalah saksi
kehidupanku dan hanya buku ini yang tahu isi hatiku selama ini. Terimakasih ya!
Love much . “
SHEERIN
GLORA
Seketika aku menangis disana. Ingin
rasanya berbicara dan mengucapkan selamat tinggal padanya. Tapi apa daya nya..
Aku hanyalah sebuah diary. Lalu ia
menutupku dan memeluk ku. Lalu ia beranjak ke tempat tidurnya dan terlelap.
Mimpi indah ya Sheerin :”)
Keesokan harinya , Sheerin berangkat
ke sekolah dengan perasaan senang. Tapi,perasaan senang itu hilang saat ia
sampai di gerbang sekolah, ia jadi teringat. Mungkin ia akan ditertawakan oleh
Lala,Zulfa,dan Nabila karena mereka kemarin membaca isi diarynya. Saat ia
berjalan menuju kelas, tiba-tiba ada yang memanggilnya. Ya ternyata itu Lala,
Zulfa, dan Nabila
“sheerin! “ sapa mereka.
“ya, ada apa? Mau menertawakan ku ya
? “ sapa balik Sheerin setengah hati karena ia masih kesal pada mereka.
“kami minta maaf soal yang kemarin
ya, kami memang benar-benar iseng kemarin. Lagi pula kami juga sebenarnya tidak
boleh membaca isi diary orang. Jadi kamu mau memaafkan kami kan ?!” Tanya Zulfa
“ehmm… gimana yaa. Lagi pula kalian
gak sopan banget sih buka isi diary orang. Tapi, gak apa-apa deh. Aku maafin
kalian. Tapi kalian jangan ulangin lagi ya kejadian kemarin?” jawab Sheerin dengan ramah.
“serius?? Iya kami janji deh gak akan
ulangin lagi. “ Tanya Lala serius.
“ya.. lagi pula sesama teman kita
harus memaafkan kan ? tuhan aja maha pemaaf, masa manusia gak ? “ jelas
Sheerin.
“sheerin, kamu emang temen terbaik
yang pernah aku punya,kamu juga murah hati J “ puji Nabila
“makasih Nabilaa… kamu juga kok J “ puji balik Sheerin.
Setelah kejadian tadi dan memaafkan
mereka. Sheerin masih ‘keukeuh’ ingin diary berkunci. Setelah pulang sekolah,
ia langsung pergi ke toko buku yang lain untuk membelinya. Ternyata disana
kebetulan ada. Ia membeli buku yang bergambar ‘menara Eiffel’
Saat pulang dari toko buku ia segera membubuhi nama pada buku itu dan
memeluk buku itu. Lalu datang ibunya dan berkata “ kini kamu tak takut lagi kan
kalau isi diary mu dibaca orang ? oh iya, hati-hati juga kunci nya hilang. Tar kamu
gak bisa nulis disana lagi. “ . “iya ibu ,aku akan jaga baik-baik kunci ini “
Jelas Sheerin. “oh iya. Bagaimana kamu dengan teman-teman mu yang membaca isi
diary itu ? “ Tanya ibu. “aku sudah memaafkan mereka kok bu. Tuhan aja maha pemaaf
masa kita gak ?!” jawab Sheerin. “kamu memang pinter . bagaimana dengan diary
kemarin ? mau dikemanakan ?” Tanya ibu. “mau aku simpen aja deh bu sebagai
kenang-kenangan. Lagi pula aku juga sayang kok diary ini. “ kata Sheerin sambil
mengambilku dan memelukku. Disana aku terharu sekali. Ternyata Sheerin masih
sayang padaku J . “kalau itu menurutmu yang terbaik,lakukan lah” jelas ibu
tersenyum sambil pergi dari kamar Sheerin. Lalu Sheerin menghadang ibu. Ibu pu
n terhenti langkahnya “Ibu tunggu.” Kata Sheerin sambil pergi menuju ibu. ”ada
apa nak ?” Tanya ibu. “makasih ya ibu,ibu memang paling ngertiin aku banget. Aku
sayang ibu!” jawab Sheerin sambil memeluknya. “ibu juga sayang kamu,nak” kata
ibu.
Andai aja aku punya ibu,pasti dia selalu
mengerti aku, seperti Sheerin.jika kamu masih mempunyai ibu, sayangilah
dia,bahagiakan dia. Dan jangan kamu menyesal di akhir J
Akhir kata, akhirnya Sheerin
memelukku , ibu , dan diary itu secara bersamaan. “aku sayang kalian”
maaf kalau ceritanya gak nyambung atau gak sesuai EYD